Kendala dan Karakteristik Bidang Studi


Definisi Kendala dan Karakteristik Bidang Studi

Karekteristik bidang studi adalah aspek-aspek suatu bidang studi yang dapat memberikan landasan yang berguna sekali dalam mendeskripsikan strategi pembelajaran. Karekteristik pembelajaran sangat bervariasi dan berbeda antara satu materi pelajaran dan materi lainnya. Dengan berbagai karekter ini maka guru harus dapat menetukan dan memilih strategi dan media dalam pembelajaran. Karena apa bila guru salah dam memilih media dan strategi pembelajaran maka akan berakibat kepada tidak akan tercapainya kompetensi yang telah ditentukan.

Sedangkan kendala adalah keterbatasan sumber-sumber,seperti media,waktu personalia dan uang. Kendala sering kali ditemukan seorang pendidik dalam menjalani kegitan belajar dan pembelajaran.

Kendala dan karakteristik bidang studi ini dihipotesiskan memiliki pengaruh utama pada pemilihan strategi pengorganisasian pembelajaran, kendala dan karakteristik bidang studi pada pemilihan strategi penyampaian, dan karakteristik siswa pada pemilihan strategi pengelolaan pembelajaran.

 Ruang lingkup kendala dan karakteristik bidang studi

Sebelum mengadakan kegiatan belajar mengajar,seorang guru harus mampu melihat aspek-aspek apa saja yang ada pada pembelajaran tersebut. Dengan mengetahui hal itu,maka akan mudahlah bagi guru untuk menentukan media, metode dan strategi didalam menyampaikan materi pelajaran.

Media adalah sesuatu yang mempunyai arti yang cukup penting.Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.

Menurut Martinis Yamin, metode pembelajaran adalah cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3 (tiga) jenis yaitu:

  • Strategi pengorganisasian
  • Strategi penyampaian
  • Strategi pengelolaan

Strategi penyampaian adalah metode untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa untuk menerima serta merepon masukan yang berasal dari siswa.

Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam,ada yang cepat,ada yang sedang,dan ada yang lambat. Factor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi,sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.

Terhadap perbedaan daya serap anak didik sebagaimana yang dijelaskan diatas,memerlukan strategi pengajaran yang tepat. Metodelah salah satu jawabannya. Untuk sekelompok anak didik boleh jadi mereka mudah menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode Tanya jawab,tetapi untuk sekelompok anak didik yang laian mereka lebih menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode demonstrasi atau metode yang lainnya.

 

  • Kendala yang sering terjadi dilapangan adalah factor keuangan. Seorang guru dituntut untuk menggunakan media dalam proses belajar mengajar. Akan tetapi disisi lain guru terbentur oleh masalah dana untuk mengadakan media tersebut. Dan dari fihak sekolah tidak dapat memfasilitasi untuk pengadaan media. Media yang digunakan tidak harus mahal,yang penting media tersebut dapat menghantarkan siswa pada tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Pendidik pada saat sekarang ini harus mampu memamfaatkan media belajar dari yang sangat komplek sampai pada media pendidikan yang sangat sederhana.Agar proses pembelajaran tidak mengalami kesulitan,maka masalah perencanaan,pemilihan dan pemamfaatan media perlu dikuasai dengan baik oleh guru. Bahkan tidak mustahil dapat mengakibatkan kegagalan mencapai tujuan,bila tidak dikuasai sungguh-sungguh oleh guru

 

  • Karakteristik bidang studi ini dapat diacukan pada dua hal: struktur bidang studi dan tipe isi bidang studi. Berikut ini adalah deskripsi tentang kedua hal tersebut sebagaimana yang diuraikan oleh Degeng (1989: 50-59).
  • Struktur Bidang Studi mengacu kepada hubungan-hubungan di antara bagian-bagian bidang studi tersebut. Struktur ini penting sekali bagi pemilihan dan pengembangan strategi pengorganisa-sian pembelajaran yang optimal, yaitu yang berkaitan dengan pemilihan, penataan urutan, pembuatan rangkuman, dan sintesis bagian-bagian bidang studi yang terkait.

Secara umum, struktur bidang studi dapat diklasifikasikan menjadi tiga:

(1) struktur orientasi;

(2) struktur pendukung/pelengkap; dan

(3) struktur ganda.

Struktur orientasi adalah suatu struktur yang amat inklusif, yang di dalamnya tercakup semua atau sebagian besar dari isi bidang studi yang akan diajarkan. Fungsinya adalah memperkenalkan semua bagian bidang studi yang penting, yang nantinya dapat dijadikan kerangka untuk mengaitkan bagian-bagian isi yang lebih rinci. Struktur ini sejalan dengan tujuan umum orientasi.

Karena struktur orientasi mencakup semua atau sebagian isi bidang studi maka struktur ini bisa berupa struktur konseptual, struktur prosedural atau struktur teoritik. (a) Struktur konseptual adalah struktur yang menunjukkan hubungan lebih tinggi/setingkat/lebih rendah di antara konsep-konsep yang diajarkan. Ada tiga tipe penting dari struktur konseptual ini, yaitu: taksonomi bagian, taksonomi jenis, dan matriks atau tabel. (b) struktur prosedural adalah struktur yang menunjukkan hubungan lebih prosedural di antara bagian-bagian bidang studi. Struktur ini memuat isi bidang studi untuk mencapai tujuan orientasi prosedural. (c) struktur teoritik adalah struktur yang menunjukkan rangkaian hubungan kausal di antara konsep-konsep atau prinsip-prinsip.

Struktur pendukung adalah suatu struktur yang tidak inklusif jika dibandingkan dengan struktur orientasi. Struktur ini dapat berisi fakta, konsep, prosedur atau prinsip yang dimasukkan dalam struktur orientasi. Karena itu struktur ini bisa berupa struktur konseptual, prosedural, teoritik, maupun struktur belajar. Yang dimaksud terakhir, struktur belajar adalah suatu struktur yang menunjukkan hubungan prasyarat belajar di antara fakta, konsep dan prinsip. Struktur belajar di sini sepadan dengan hirarkhi belajar yang dikemukakan oleh Gagne (1985: 272-276).

Sedangkan struktur ganda adalah suatu struktur yang menunjukkan kaitan di antara struktur-struktur suau bidang studi. Struktur ini akan melibatkan struktur orientasi dan struktur pendukung. Oleh karena itu, struktur ini akan memasukkan hampir semua isi bidang studi yang penting mulai dari fakta, konsep, prosedur, sampai prinsip.

  •   Tipe Isi Bidang Studi

            Reigeluth dan Merril (1979) menganalisis isi bidang studi menjadi empat tipe, yang disebutnya sebagai konstruk isi bidang studi, yaitu: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.

  1. Fakta adalah asosiasi satu-ke-satu antara objek, peristiwa atau simbol yang ada, atau mungkin ada, di dalam lingkungan riel atau imajinasi. Misalnya, Jakarta ibukota Indonesia;
  2. Konsep adalah sekelom-pok objek, peristiwa atau simbol yang memiliki karakteristik umum yang sama dan yang diidentifikasi dengan nama yang sama, umpamanya konsep hewan;
  3. Prinsip adalah hubungan sebab-akibat antara konsep-konsep. Umpamanya prinsip penawaran dan permintaan dalam ekonomi; sedangkan
  4. Prosedur adalah uru-tan langkah untuk mencapai suatu tujuan, memecahkan masalah tertentu atau membuat sesuatu. Misalnya prosedur penelitian.

Contoh analisis bidang studi bahasa dengan melihat kendala dan karakteristiknya

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi pebelajar bahasa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan.

Sedangkan tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran (1999) adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan. Sementara itu, dalam kurikulum 2004 untuk SMA dan MA, disebutkan bahwa tujuan pemelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia secara umum meliputi (1) siswa menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara, (2) siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi,serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan, (3) siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional,dan kematangan sosial, (4) siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis), (5) siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan (6) siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

  • Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembicaraaan mengenai strategi pembelajaran bahasa tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pendekatan, metode, dan teknik mengajar.  Machfudz (2002) mengutip penjelasan Edward M. Anthony (dalam H. Allen and Robert, 1972) menjelaskan sebagai berikut.

  • Pendekatan Pembelajaran

Istilah pendekatan dalam pembelajaran bahasa mengacu pada teori-teori tentang hakekat bahasa dan pembelajaran bahasa yang berfungsi sebagai sumber landasan/prinsip pengajaran bahasa. Teori tentang hakikat bahasa mengemukakan asumsi-asumsi dan tesisi-tesis tentang hakikat bahasa, karakteristik bahasa, unsur-unsur bahasa, serta fungsi dan pemakaiannya sebagai media komunikasi dalam suatu masyarakat bahasa. Teori belajar bahasa mengemukakan proses psikologis dalam belajar bahasa sebagaimana dikemukakan dalam psikolinguistil. Pendekatan pembelajaran lebih bersifat aksiomatis dalam definisi bahwa kebenaran teori-teori linguistik dan teori belajar bahasa yang digunakan tidak dipersoalkan lagi. Dari pendekatan ini diturunkan metode pembelajaran bahasa. Misalnya dari pendekatan berdasarkan teori ilmu bahasa struktural yang mengemukakan tesis-tesis linguistik menurut pandangan kaum strukturalis dan pendekatan teori belajar bahasa menganut aliran behavioerisme diturunkan metode pembelajaran bahasa yang disebut Metode Tata Bahasa (Grammar Method).

  1. Kendala yang biasanya terjadi pada pembelajaran bahasa adalah keterbatasan dana untuk memenuhi media yang dibutuhkan  sehingga kurang tersedianya media tersebut dapat menghambat proses pembelajaran.
  2. Metode Pembelajaran

Dalam strategi pembelajaran, terdapat variabel metode pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu (a) strategi pengorganisasian isi pembelajaran, (b) strategi penyampaian pembelajaran, dan (c) startegi pengelolaan pembelajaran (Degeng, 1989). Hal ini akan dijelaskan sebagai berikut:

(a)    Strategi Pengorganisasian Isi Pembelajaran

Adalah metode untuk mengorganisasikan isi bidang studi yang telah dipilih untuk pembelajaran. “Mengorganisasi” mengacu pada tindakan seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format, dan lain-lain yang setingkat dengan itu.

(b)   Strategi Penyampaian Pembelajaran

Strategi penyampaian pembelajaran merupakan komponen variabel metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Strategi ini memiliki dua fungsi, yaitu (1) menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar, dan (2) menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan unjuk kerja (seperti latihan tes).

(c)    Strategi Pengelolaan Pembelajaran

Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana interaksi antara pebelajar dengan variabel-variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian tertentu yang digunakan selama proses pembelajaran. Paling sedikit ada empat klasifikasi variabel strategi pengelolaan pembelajaran yang meliputi (1) penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran, (2) pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, dan (3) pengelolaan motivasional, dan (4) kontrol belajar.

  • Hasil Pembelajaran

Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran (Salamun, 2002). Variabel hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu kefektifav, (2) efisiensi, dan (3) daya tarik.

Hasil pembelajaran dapat berupa hasil nyata (actual outcomes), yaitu hasil nyata yang dicapai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi tertentu, dan hasil yang diinginkan (desired outcomes), yaitu tujuan yang ingin dicapai yang sering mempengaruhi keputusan perancang pembelajaran dalam melakukan pilihan metode sebaiknya digunakan klasifikasi variabel-variabel pembelajaran tersebut secara keseluruhan ditunjukkan dalam diagram berikut.